Penyembuhan untuk Hubungan Kita

Tidak realistis untuk berpikir bahwa kita dapat menjalani hidup tanpa sesekali menderita. Sebagai manusia, kita dapat mengharapkannya; ini termasuk rasa sakit dari hubungan yang rusak. Persahabatan dan pernikahan yang kita jalin secara emosional sangat berarti bagi kita, dan karena itu sangat menghancurkan ketika kritik, pertikaian, dan pertengkaran menghancurkannya. Namun, kehancuran bukanlah rencana Tuhan bagi kita; menerapkan Firman-Nya memberi kita apa yang kita butuhkan untuk memulihkan hubungan tersebut.   

Kita adalah makhluk roh yang hidup dalam tubuh fisik dan memiliki jiwa, yang merupakan tempat pikiran dan perasaan kita berada. Tuhan menginginkan kesembuhan dan keutuhan bagi kita, tidak hanya dalam tubuh kita, tetapi juga dalam emosi kita. Menjadi utuh berarti tidak ada yang hilang dan tidak ada yang rusak dalam hidup kita; kehendak Tuhan adalah agar kita tidak menginginkan hal yang baik.  Raja adalah gembalaku, takkan kekurangan aku…Dia menyegarkan jiwaku…" (Mazmur 23:1, 3). Terkadang jenis penyembuhan dan pemulihan yang paling penting adalah jenis yang tidak dapat kita lihat dengan mata fisik kita.

Sikap kritis dapat menyebabkan hubungan menjadi renggang; hal ini sangat menyakitkan hati dan melukai emosi. Apakah kita menjauh secara emosional atau berpisah karena marah setelah pertengkaran yang pahit, hasil akhirnya tetap sama. Efek sampingnya dapat membuat kita merasa sakit hati dan berharap dapat berbaikan. Meminta pertolongan Tuhan ketika kita menghadapi situasi seperti ini memungkinkan Dia untuk campur tangan atas nama kita.Ia menyembuhkan orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka."(Mazmur 147: 3).

Kata-kata kita dapat menyakitkan, seperti yang dapat dibuktikan oleh siapa pun yang pernah menjadi korban ucapan yang kejam dan tidak bijaksana. Kata-kata adalah wadah spiritual yang memiliki kekuatan untuk menjatuhkan dan menghancurkan seseorang. Sebaliknya, kata-kata juga dapat membangun, meneguhkan, dan menyembuhkan, terutama Allah Firman. Yesus adalah Firman Tuhan dalam wujud manusia; salah satu alasan Dia diutus kepada kita adalah untuk membawa kesembuhan bagi semua hubungan kita yang rusak dan hancur.Dia mengirimkan firman-Nya, dan menyembuhkan mereka, dan menyelamatkan mereka dari kehancuran mereka."(Mazmur 107: 20).

Kata-kata yang dipilih dengan cermat membantu proses penyembuhan; membicarakan suatu masalah membantu memperbaiki hubungan ketika dua orang menemui jalan buntu. Hal ini dapat terjadi antara teman, saudara, atau pasangan. Mungkin tergoda untuk sekadar menutup diri dan bersikap diam kepada orang lain setelah bertengkar, tetapi itu tidak menyelesaikan masalah. Paul serius dalam menyembuhkan hubungan yang rusak, yang mengharuskan komunikasi dengan kasih, bukan dengan kemarahan atau kesombongan.Sebaliknya, kita akan berbicara kebenaran dengan kasih, dan bertumbuh dalam segala hal semakin serupa dengan Kristus…Karena itu, janganlah berbohong. Marilah kita katakan kebenaran kepada sesama kita, karena kita semua adalah anggota dari satu tubuh. Dan 'jangan berbuat dosa dengan membiarkan kemarahan mengendalikanmu.' Jangan biarkan matahari terbenam saat kamu masih marah, karena kemarahan memberi kesempatan kepada iblis untuk berpijak" (Efesus 4:15, 25-27, NLT).    

Kebaikan sangat penting dalam memulihkan hubungan. Bukan hanya apa yang kita katakan, tetapi juga bagaimana kita mengatakannya, dapat menyatukan kembali orang-orang setelah kata-kata kasar diucapkan. Selalu ada lebih dari satu perspektif tentang suatu masalah, dan tidak ada yang sempurna; terlepas dari apakah kita setuju atau tidak pada sesuatu, kita harus selalu siap untuk memaafkan.Hendaklah kamu baik hati seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu." (Efesus 4:31, 32). Kita pasti pernah berbeda pendapat, tetapi dengan membiarkan Tuhan membimbing hubungan kita, Dia akan memberkati dan memperkuatnya.